Istilah grounding sudah tak asing lagi bagi yang bermain di
dunia kelistrikan. Ya,, Grounding adalah suatu jalur dari arus listrik menuju
bumi. Dalam kasus instalasi rumah, pemasangan grounding berguna untuk mencegah
terjadinya kontak antara manusia dengan listrik berbahaya akibat terjadi
kegagalan isolasi. Contoh grounding yang kurang baik adalah jika kita memegang
casing komputer terasa tersengat listrik.
Dalam PUIL 2000 ( Persyaratan Umum Instalasi Listrik tahun
2000) iIstilah Grounding ,mengacu kepada standard internasional, dan
dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik, dipakai
istilah pembumian, dan memiliki pengertian sebagai “penghubungan suatu titik
sirkit listrik atau suatu penghantar yang bukan bagian dari sirkit listrik,
dengan bumi menurut cara tertentu”
Dalam instalasi rumah grounding ini wajib dipasang sebagai
bagian menjaga keselamatan penghuninya. Namun sebagian masyarakat masih kurang
pemahaman akan sistem grounding listrik rumah ini. Dan meskipun mengerti, tidak
banyak juga yang mengertahui parameter seperti apa sistem grounding yang baik.
Macam Sistem grounding
1. Safety Grounding
Bisa juga disebut grounding untuk keselamatan perangkat.
Safety grounding ini diaplikasikan pada jalur kelistrikan dan pada penangkal
petir. Tujuan dari pemasangan Safety Grounding, harapannya adalah untuk
meminimalisir dampak arus jahat yang dihasilkan oleh naik turunnya tegangan dan
arus listrik atau akibat gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh petir.
2. RF Grounding
Sistem grounding ini digunakan kusus untuk instalasi
perangkat komunikasi radio. Tujuan RF grounding adalah untuk
mengurangi dampak pancaran radiasi gelombang radio komunikasi. RF grounding ini
diterapkan pada perangkat-perangkat HIfh Frequensi (HF) dan perangkat yang
membutuhkan power besar (sampai dengan kW). Harapan dengan pemasangan RF
Grounding pada sistem komunikasi High Frequensi adalah dapat mengurangi dampak
radiasi dari gelombang radio komunikasi.
Fungsi Grounding adalah
1. Tujuan keselamatan
Grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik
langsung ke bumi atau tanah saat terjadi tegangan listrik yang timbul akibat
kegagalan isolasi dari system kelistrikan atau peralatan listrik.
Contohnya, bila suatu saat kita menggunakan setrika listrik
dan terjadi tegangan yang bocor dari elemen pemanas di dalam setrika tersebut,
maka tegangan yang bocor tersebut akan mengalir langsung ke bumi melalui
penghantar grounding. Dan kita sebagai pengguna akan aman dari bahaya kesetrum.
Perlu diingat, peristiwa kesetrum terjadi bila ada arus listrik yang mengalir
dalam tubuh kita.
2. Dalam instalasi penangkal petir
Sistem grounding berfungsi sebagai penghantar arus
listrik yang besar langsung ke bumi. Dalam prakteknya, pemasangan grounding
untuk instalasi penangkal petir dan instalasi listrik rumah harus dipisahkan.
3. Sebagai proteksi peralatan elektronik atau
instrumentasi
Sistem grounding berfungsi sebagai sebagai proteksi
peralatan elektronik atau instrumentasi dapat mencegah kerusakan peralatan
elektronik atau istrumentasi akibat adanya perubahan arus dan tegangan
sumber (PLN).
4. Untuk rangkaian system transmisi tenaga listrik yang
besar
Bumi itu sendiri dapat digunakan sebagai salah satu
penghantar bagi jalur kembali dari rangkaian tersebut, dimana dapat menghemat
biaya bila dibandingkan pemasangan satu penghantar fisik sebagai saluran
kembali. Perlu diketahui, arus listrik yang mengalir ke beban akan mengalir
kembali ke sumber arus listrik tersebut. Karena itu, kabel listrik di peralatan
listrik rumah mempunyai minimal 2 penghantar, dimana salah satu mengalir dari
sumber listrik ke beban dan satunya lagi berfungsi sebagai penghantar balik.
5. Untuk tujuan pengukuran
Bumi dapat berperan sebagai tegangan referensi yang relatif
cukup konstan untuk melakukan pengukuran sumber tegangan lain.
6. Pada pesawat terbang
Saat beroperasi tentu tidak memiliki koneksi fisik yang
langsung ke bumi. Karena itu pada pesawat udara, terdapat suatu konduktor besar
yang berfungsi sama seperti grounding, sebagai jalur kembali dari berbagai arus
listrik. Selain itu pesawat udara memiliki static discharge system yang
dipasang pada ujung-ujung sayap, yang gunanya membuang kembali ke udara muatan
listrik yang timbul akibat gesekan dengan angkasa saat terbang, sehingga
pesawat aman dari sambaran petir.
Sistem grounding yang terpasang pada instalasi listrik
rumah
Kabel grounding secara umum terkoneksi di kWh meter PLN.
Pada saat pemasangan kWh meter, petugas PLN yang melakukan pemasangan instalasi
grounding dan juga menyambung kabel grounding di dalam kWh meter tersebut.
Dalam hal ini petugas PLN akan memastikan grounding terpasang dengan benar.
Karena kWh meter adalah milik PLN dan disegel.
Sistem grounding yang terpasang ada dua macam yaitu untuk
instalasi listrik rumah dan instalasi penangkal petir. Dua system grounding ini
harus dipisahkan pemasangannya dan berjarak paling tidak 10 m.
Komponen instalasi grounding adalah sebagai berikut :
Grounding rod, yaitu batang grounding yang ditanam di dalam
tanah. Terdiri dari pipa galvanis medium ¾”, kawat tembaga BC berdiamater 16
mm2, Dan dilengkapi dengan “splitzen” yang dikencangkan dengan baut. Panjang
grounding rod ini biasanya antara 1.5 m s/d 3 m.
Pipa PVC, yang digunakan sebagai selubung (konduit) dari
kabel grounding yang ditanam dalam dinding / tembok atau untuk jalur kabel
penangkal petir.
Dari kWh meter, kawat tembaga BC yang terpasang dalam pipa
PVC sebagai konduit bertemu dengan grounding rod dalam satu bak kontrol. Untuk
instalasi penangkal petir, air terminal yang terpasang harus mampu meng-cover
sampai radius 120 derajat. Dan di posisi air teminal, batang tembaga disambung
dengan kabel BC langsung menuju grounding rod.
Parameter dalam menentukan kualitas grounding
Anggapan yang sering dijumpai dalam masyarakat, grounding
system cukup bila ujung kabel Grounding menyentuh air, ujung kabel grounding
tertancap di tanah. Tidak semudah itu, Grounding system tidak semudah anggapan
yang ada dalam masyarakat. Parameter ini tak dapat digunakan karena tidak
memenuhi standard kelayakan instalasi grounding sistem.
Grounding sistem yang baik adalah
Parameter yang paling penting dalam menilai kualitas
grounding adalah resistans atau nilai tahanan dalam satuan Ohm, yang terukur di
koneksi grounding tersebut. Semakin kecil nilai tahanannya, semakin baik
grounding tersebut. Artinya arus gangguan listrik atau petir dapat lebih cepat
menuju bumi tanpa hambatan berarti. Ingatlah, arus listrik secara alami cenderung
mencari jalan dengan hambatan termudah .
Nilai yang umum dipakai adalah nilai tahanan maksimal 5 Ohm
untuk instalasi listrik rumah dan maksimal 2 ohm untuk instalasi petir. Hal ini
juga sesuai dengan yang dinyatakan dalam PUIL 2000.
Yang perlu dicatat disini adalah, nilai tahanan yang didapat
tidak selalu sama dengan panjang grounding rod yang terpasang, karena sangat
tergantung pada kondisi tanah dimana instalasi grounding ini dipasang. Bila
kondisi tanahnya mempunyai nilai tahanan rendah, maka cukup dipasang satu atau
dua batang grounding rod dan tahanan yang terukur dapat mencapai dibawah 5 Ohm.
Bila tahanan terukur masih tinggi, maka panjang grounding
rod harus ditambah agar lebih dalam lagi. Akan tetapi, PUIL 2000 menjelaskan,
jika daerah yang mempunyai jenis tanah yang nilai tahanannya tinggi, tahanan
grounding-nya boleh mencapai maksimal 10 Ohm.
Pengukuran nilai tahanan grounding menggunakan “earth
tester”, dimana alat ukur ini sudah menjadi alat wajib bagi kontraktor yang
mengerjakan instalasi grounding. Anda hanya perlu memastikan bahwa nilai
tahanan yang terukur sudah sesuai dengan persyaratan instalasi grounding. Jadi
bukan berapa meter grounding rod ditanam, tapi nilai resistansi yang harus jadi
parameter utama.
Standart kelayakan grounding pembumian harus bisa memiliki
nilai Tahanan sebaran/Resistansi maksimal 5 Ohm (Bila di bawah 5 Ohm lebih
baik). Material grounding dapat berupa batang tembaga, lempeng tembaga atau
kerucut tembaga, semakin luas permukaan material grounding yang di tanam ke
tanah maka resistansi akan semakin rendah atau semakin baik.
Untuk mencapai nilai grounding tersebut, tidak semua areal
bisa terpenuhi, karena ada beberapa aspek yang mempengaruhinya, yaitu :
1. Kadar air, bila air tanah dangkal/penghujan maka nilai tahanan
sebaran mudah didapatkan.
2. Mineral/Garam, kandungan mineral tanah sangat
mempengaruhi tahanan sebaran/resistansi karena jika tanah semakin banyak
mengandung logam maka arus petir semakin mudah menghantarkan.
3. Derajat Keasaman, semakin asam PH tanah makaarus petir
semakin mudah menghantarkan.
4. Tekstur tanah, untuk tanah yang bertekstur pasir dan
porous akan sulit untuk mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena jenis
tanah seperti ini air dan mineral akan mudah hanyut
Bagaimana koneksi grounding sampai di peralatan listrik?
Satu hal yang tidak boleh kita abaikan adalah koneksi
grounding harus dipastikan tidak terputus sampai ke peralatan listrik yang kita
gunakan sehari-hari. Dari MCB Box atau kWh meter, kabel grounding yang berwarna
hijau-kuning ini bersama dengan kabel phase dan netral akan melewati seluruh
instalasi listrik rumah dan akhirnya terkoneksi di stop kontak.
Sebaiknya gunakan, stop kontak, sambungan T, dan
colokan ( Steker ) listrik yang mempunyai fasilitas koneksi grounding
terpasang. Untuk peralatan listrik dengan kapasitas cukup besar atau
sering kita gunakan/sentuh sehari-hari seperti TV, Rice-cooker, setrika
listrik, kabel rol, mesin air, kulkas, dll, sebaiknya menggunakan colokan
listrik dengan fasilitas grounding ini.
Jika sebelumnya sering kesetrum ringan saat kaki atau
tangan menempel ke casing computer, casing mesin cuci dstnya, dengan
adanya grounding system, semuanya bisa teratasi.
Sumber: http://www.bsierad.com/sistem-grounding-listrik-rumah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar