Sabtu, 29 Agustus 2015

Sistem Grounding listrik rumah

Istilah grounding sudah tak asing lagi bagi yang bermain di dunia kelistrikan. Ya,, Grounding adalah suatu jalur dari arus listrik menuju bumi. Dalam kasus instalasi rumah, pemasangan grounding berguna untuk mencegah terjadinya kontak antara manusia dengan listrik berbahaya akibat terjadi kegagalan isolasi. Contoh grounding yang kurang baik adalah jika kita memegang casing komputer terasa tersengat listrik.

Dalam PUIL 2000 ( Persyaratan Umum Instalasi Listrik tahun 2000) iIstilah Grounding  ,mengacu kepada standard internasional, dan dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik, dipakai istilah pembumian, dan memiliki pengertian sebagai “penghubungan suatu titik sirkit listrik atau suatu penghantar yang bukan bagian dari sirkit listrik, dengan bumi menurut cara tertentu”

Dalam instalasi rumah grounding ini wajib dipasang sebagai bagian menjaga keselamatan penghuninya. Namun sebagian masyarakat masih kurang pemahaman akan sistem grounding listrik rumah ini. Dan meskipun mengerti, tidak banyak juga yang mengertahui parameter seperti apa sistem grounding yang baik.

Macam Sistem grounding

1. Safety Grounding
Bisa juga disebut grounding untuk keselamatan perangkat. Safety grounding ini diaplikasikan pada jalur kelistrikan dan pada penangkal petir.  Tujuan dari pemasangan Safety Grounding, harapannya adalah untuk meminimalisir dampak arus jahat yang dihasilkan oleh naik turunnya tegangan dan arus listrik atau akibat gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh petir.

2. RF Grounding
Sistem grounding ini digunakan kusus untuk instalasi perangkat komunikasi radio. Tujuan RF grounding adalah untuk mengurangi dampak pancaran radiasi gelombang radio komunikasi. RF grounding ini diterapkan pada perangkat-perangkat HIfh Frequensi (HF) dan perangkat yang membutuhkan power besar (sampai dengan kW). Harapan dengan pemasangan RF Grounding pada sistem komunikasi High Frequensi adalah dapat mengurangi dampak radiasi dari gelombang radio komunikasi.

Fungsi Grounding adalah

1. Tujuan keselamatan
Grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah saat terjadi tegangan listrik yang timbul akibat kegagalan isolasi dari system kelistrikan atau peralatan listrik.
Contohnya, bila suatu saat kita menggunakan setrika listrik dan terjadi tegangan yang bocor dari elemen pemanas di dalam setrika tersebut, maka tegangan yang bocor tersebut akan mengalir langsung ke bumi melalui penghantar grounding. Dan kita sebagai pengguna akan aman dari bahaya kesetrum. Perlu diingat, peristiwa kesetrum terjadi bila ada arus listrik yang mengalir dalam tubuh kita.

 2. Dalam instalasi penangkal petir
Sistem grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik yang besar langsung ke bumi. Dalam prakteknya, pemasangan grounding untuk instalasi penangkal petir dan instalasi listrik rumah harus dipisahkan.

3. Sebagai proteksi peralatan elektronik atau instrumentasi
Sistem grounding berfungsi sebagai sebagai proteksi peralatan elektronik atau instrumentasi dapat mencegah kerusakan peralatan elektronik atau istrumentasi akibat adanya perubahan arus dan tegangan sumber (PLN).

4. Untuk rangkaian system transmisi tenaga listrik yang besar
Bumi itu sendiri dapat digunakan sebagai salah satu penghantar bagi jalur kembali dari rangkaian tersebut, dimana dapat menghemat biaya bila dibandingkan pemasangan satu penghantar fisik sebagai saluran kembali. Perlu diketahui, arus listrik yang mengalir ke beban akan mengalir kembali ke sumber arus listrik tersebut. Karena itu, kabel listrik di peralatan listrik rumah mempunyai minimal 2 penghantar, dimana salah satu mengalir dari sumber listrik ke beban dan satunya lagi berfungsi sebagai penghantar balik.

5. Untuk tujuan pengukuran
Bumi dapat berperan sebagai tegangan referensi yang relatif cukup konstan untuk melakukan pengukuran sumber tegangan lain.

6. Pada pesawat terbang
Saat beroperasi tentu tidak memiliki koneksi fisik yang langsung ke bumi. Karena itu pada pesawat udara, terdapat suatu konduktor besar yang berfungsi sama seperti grounding, sebagai jalur kembali dari berbagai arus listrik. Selain itu pesawat udara memiliki static discharge system yang dipasang pada ujung-ujung sayap, yang gunanya membuang kembali ke udara muatan listrik yang timbul akibat gesekan dengan angkasa saat terbang, sehingga pesawat aman dari sambaran petir.

Sistem grounding yang terpasang pada instalasi listrik rumah

Kabel grounding secara umum terkoneksi di kWh meter PLN. Pada saat pemasangan kWh meter, petugas PLN yang melakukan pemasangan instalasi grounding dan juga menyambung kabel grounding di dalam kWh meter tersebut. Dalam hal ini petugas PLN akan memastikan grounding terpasang dengan benar. Karena kWh meter adalah milik PLN dan disegel.

Sistem grounding yang terpasang ada dua macam yaitu untuk instalasi listrik rumah dan instalasi penangkal petir. Dua system grounding ini harus dipisahkan pemasangannya dan berjarak paling tidak 10 m.
Komponen instalasi grounding adalah sebagai berikut :

Grounding rod, yaitu batang grounding yang ditanam di dalam tanah. Terdiri dari pipa galvanis medium ¾”, kawat tembaga BC berdiamater 16 mm2, Dan dilengkapi dengan “splitzen” yang dikencangkan dengan baut. Panjang grounding rod ini biasanya antara 1.5 m s/d 3 m.
Pipa PVC, yang digunakan sebagai selubung (konduit) dari kabel grounding yang ditanam dalam dinding / tembok atau untuk jalur kabel penangkal petir.

Dari kWh meter, kawat tembaga BC yang terpasang dalam pipa PVC sebagai konduit bertemu dengan grounding rod dalam satu bak kontrol. Untuk instalasi penangkal petir, air terminal yang terpasang harus mampu meng-cover sampai radius 120 derajat. Dan di posisi air teminal, batang tembaga disambung dengan kabel BC langsung menuju grounding rod.

Parameter dalam menentukan kualitas grounding

Anggapan yang sering dijumpai dalam masyarakat, grounding system cukup bila ujung kabel Grounding menyentuh air, ujung kabel grounding tertancap di tanah. Tidak semudah itu, Grounding system tidak semudah anggapan yang ada dalam masyarakat. Parameter ini tak dapat digunakan karena tidak memenuhi standard kelayakan instalasi grounding sistem.

Grounding sistem yang baik adalah

Parameter yang paling penting dalam menilai kualitas grounding adalah resistans atau nilai tahanan dalam satuan Ohm, yang terukur di koneksi grounding tersebut. Semakin kecil nilai tahanannya, semakin baik grounding tersebut. Artinya arus gangguan listrik atau petir dapat lebih cepat menuju bumi tanpa hambatan berarti. Ingatlah, arus listrik secara alami cenderung mencari jalan dengan hambatan termudah .

Nilai yang umum dipakai adalah nilai tahanan maksimal 5 Ohm untuk instalasi listrik rumah dan maksimal 2 ohm untuk instalasi petir. Hal ini juga sesuai dengan yang dinyatakan dalam PUIL 2000.
Yang perlu dicatat disini adalah, nilai tahanan yang didapat tidak selalu sama dengan panjang grounding rod yang terpasang, karena sangat tergantung pada kondisi tanah dimana instalasi grounding ini dipasang. Bila kondisi tanahnya mempunyai nilai tahanan rendah, maka cukup dipasang satu atau dua batang grounding rod dan tahanan yang terukur dapat mencapai dibawah 5 Ohm.

Bila tahanan terukur masih tinggi, maka panjang grounding rod harus ditambah agar lebih dalam lagi. Akan tetapi, PUIL 2000 menjelaskan, jika daerah yang mempunyai jenis tanah yang nilai tahanannya tinggi, tahanan grounding-nya boleh mencapai maksimal 10 Ohm.

Pengukuran nilai tahanan  grounding menggunakan “earth tester”, dimana alat ukur ini sudah menjadi alat wajib bagi kontraktor yang mengerjakan instalasi grounding. Anda hanya perlu memastikan bahwa nilai tahanan yang terukur sudah sesuai dengan persyaratan instalasi grounding. Jadi bukan berapa meter grounding rod ditanam, tapi nilai resistansi yang harus jadi parameter utama.

Standart kelayakan grounding pembumian harus bisa memiliki nilai Tahanan sebaran/Resistansi maksimal 5 Ohm (Bila di bawah 5 Ohm lebih baik). Material grounding dapat berupa batang tembaga, lempeng tembaga atau kerucut tembaga, semakin luas permukaan material grounding yang di tanam ke tanah maka resistansi akan semakin rendah atau semakin baik.
Untuk mencapai nilai grounding tersebut, tidak semua areal bisa terpenuhi, karena ada beberapa aspek yang mempengaruhinya, yaitu :

1. Kadar air, bila air tanah dangkal/penghujan maka nilai tahanan sebaran mudah didapatkan.
2. Mineral/Garam, kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan sebaran/resistansi karena     jika tanah semakin banyak mengandung logam maka arus petir semakin mudah menghantarkan.
3. Derajat Keasaman, semakin asam PH tanah makaarus petir semakin mudah menghantarkan.
4. Tekstur tanah, untuk tanah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit untuk mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti ini air dan mineral akan mudah hanyut

Bagaimana koneksi grounding sampai di peralatan listrik?

Satu hal yang tidak boleh kita abaikan adalah koneksi grounding harus dipastikan tidak terputus sampai ke peralatan listrik yang kita gunakan sehari-hari. Dari MCB Box atau kWh meter, kabel grounding yang berwarna hijau-kuning ini bersama dengan kabel phase dan netral akan melewati seluruh instalasi listrik rumah dan akhirnya terkoneksi di stop kontak.
Sebaiknya gunakan, stop kontak, sambungan T, dan  colokan ( Steker ) listrik yang mempunyai fasilitas koneksi grounding terpasang.  Untuk peralatan listrik dengan kapasitas cukup besar atau sering kita gunakan/sentuh sehari-hari seperti TV, Rice-cooker, setrika listrik, kabel rol, mesin air, kulkas, dll, sebaiknya menggunakan colokan listrik dengan fasilitas grounding ini.

Jika sebelumnya sering  kesetrum ringan saat kaki atau tangan menempel ke casing computer, casing mesin cuci dstnya,  dengan adanya grounding system, semuanya bisa teratasi.

Sumber: http://www.bsierad.com/sistem-grounding-listrik-rumah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar