A.Pendahuluan
Pada umumnya sistem tenaga listrik terdiri
atas komponen-komponen peralatan listrik atau mesin listrik seperti generator,
motor,transformator, beban dan alat-alat pengaman yang saling dihubungkan
membentuk suatu sistem yang digunakan untuk membangkitkan,menyalurkan dan
menggunakan energi. Untuk itu mendesain suatu sistem jaringan distribusi primer
harus bisa menanggung beban hingga batas maksimum. Oleh karena itu disesuaikan
dengan perkembangan beban. Batas maksimum tergantung dari kapasitas trafo daya,
kemampuan saluran menghantarkan arus dan kerugian tegangan yang diijinkan
antara sisi kirim dan sisi terima saluran.
Kondisi Indonesia yang terdiri dari
pulau-pulau dengan sistem tenaga listrik tersebar dimana perkembangannya
cenderung untuk diadakan interkoneksi. Di samping itu masih banyaksistem non
PLN khususnya dari industri yang iuga cenderung beralih menjadi langganan PLN.
Contoh pembangkit listrik yang ada di
Sumatera.
Peranan beban khususnya industri makin
membesar. Jenis beban industry yang dihadapi sistem PLN antara lain tanur busur
listrik, mesin canai (rolling mill), motor-motor listrik dengan kapasitas
besar, penyearah (rectif ier) pada industri kimia. Sedang dari sektor angkutan
misalnya kereta listrik. Semua contoh beban tsb. mempunyai karakteristik yang
berbeda dan berpotensi sebagai sumber pencemaran listrik bagi system maupun
konsumen yang tersambung ke sistem. Pencemaran tersebut antara lain berbentuk
goncangan daya yant mengakibatkan Soncangan frekuensi, goncangan tegangan ,
harmonik dan ketidak keseimbangan tegangan. Keadaan dan perkembangan sistem
tenaga listrik PLN maupun beban-beban yang tersambung seperti telah diuraikan
di atas akan mempengaruhi spesifikasi desain peralatan dan operasi sistem
tenaga listriknya
Dalam sistem tenaga listrik perlu dilakukan
terlebih dahulu suatu perencanaan yang meliputi:
1. Pembangkit
2. Transmisi
3. Distribusi
4. Konsumen dan
5. Komponen-komponen proteksi alat listrik (pengaman )
B.Pembangkit
Pembangkit merupakan bagian penghasil energi
listrik yang pertama, atau dengan kata lain sumber awal dari energi listrik
yang nantinya akan disalurkan kepada konsumen.
Spesifikasi pembangkit yang perlu
diperhatikan adalah:
a. Konstanta kelembaban rotor pernbangkit
termasuk mesin (H) yang menyimpan energi kinetik dalam rotor dan merupakan
peredam goncangan frekuensi, besarnya sekitar 1 s/d 7 sec/MWA.
Konstanta tersebut mempunyai hubungan dengan
data mekanis sebagai berikut:
H =
dimana:H = Konstanta kelembaman
( MW.sec/MWA atau )
GD2= Momen kelembaman(kg.m2)
Rpm= Putaran rotor (putaran/menit)
kVA= Daya pengenal pembangkit (kvA)
pembangkit yang baru khususnya dengan
kapasitas yang lebih besar cenderung mempunyai H yang lebih kecil dari pada
produksi lama. Mengingat cadangan utama (sesaat) dalam system tenaga listrik
ditentukan oleh total H yang ada dalam system, maka dalam usaha menjaga
mutu frekuensi system terhadap goncangan beban maka haarga H minimum perlu
ditetapkan, berdasarkan data pembangkit PLN dan buku-buku dalam referensi dapat
dipilih H minimum jenis PLTU 2,5: PLTA 2; PLTG dan PLTP 5 sedang PLTD 1,
semuanya dalam MW.sec/MVA atau
secara komulatif makin kecil ukuran suatu
jenis pembangkit sebaiknnya mempunyai H yang besar.
Contoh: sebuah PLTD 15,75 3 MVA; 428
Rpm bila dipilih konstanta inersia H = 1 ingin diketahui momen kelembaman GD2 yang
diperlukan .
Hitungan dengan rumus 1 dapat dipeoleh
GD2 =
=
=62,750 kg m2
Impedans transien Xd’, impedans sinkron Xd
yang besarnya kira-kira kebalikan rasio hubung singkat (short circuit ratio)
dan impedans transformator penaik Xt dari pembangkit produksi baru cenderung
menjadi lebih besar. Dari segi sistem, salah satu cara untuk mengukur tingkat
stabilitas relatif pembangkit yang terhubung pada sistem (terhadap gangguan
hubung singkat 3 fasa) adalah dengan mengecek waktu pembebasan-gangguan-kritis
(critical fault-clearing time, TC) yang besarnya kira-kira mempunyai hubungan:
Tc
Ks, dimana Ks =
Sebagai contoh sebuah PLTU H= 3,3 ; Xd’=0,22:
Xd = 1,56
Xt=0,12 per unit maka indeks stabilitas
relative Ks adalah:
Alternative lain dengan Xd’ = 0,3 dan Xdd = 2
per unit untuk memperoleh indeks stabilitas relative yang yang sama diperlukan
H = Ks2(Xd’+Xt)(Xd+Xt) = 2,42(0,3+0,12)= 5,1
Sistem penguatan ikut mempengaruhi
karakteristik system pembangkit. Usaha memperbaiki tingkat stabilitas melalui
perlengkapan ini misalnya dengan sistem penguatan elektronik yang mempunyai
tanggap (respons) yang lebih tinggi dan mempunyai pengatur stabilitas (Power
System Stabilizer). Penggunaan perlengkapan jenis ini sering dipakai untuk
mengkompensasi pemilihan Xd’dan Xd yang relatif besar. Demikian pula sistem
pengatur putaran iuga mempengaruhi tingkat stabilitas. Perkembangan sistem ini
menyangkut sistem pengaturan elektronik.
Kemarnpuan mesin pembangkit,khususnya mesin
pembangkit termis dalam menanggung variasi pernbebanan akibat variasi daya yang
diserap beban, antara lain berupa daya cadangan lambat, cadangan cepat dan
cadangan utama (slow reserve, fast reserve, primary reserve) merupakan faktor
yang penting sehubungan dengan adanya beban industri. Faktor ini ikut
menentukan keandalan dan mutu listrik sistem.
C.Perencanaan Operasi Sistem
Pencemaran berupa goncangan daya yang
mengakibatkan goncangan frekuensi, goncangan tegangan, harmonik dan
ketidakseimbangan tegangan yang bersumber dari beban yang tersambung pada
system tenaga listrik mempunyai sifat penyebaran yang berbeda. Pencemaran
tegangan akan dirasakan oleh konsumen lain, terutama pada titik sambungan
bersama (point of common coupling) dengan sumber pencemaran dan semakin jauh
dari titik tersebut pencemaran tegangan semakin berkurang. Goncangan frekuensi
akan dirasakan di seluruh sistem. Hal-hal yang berkaitan dengan masalah
pencemaran tersebut yang perlu mendapat perhatian adalah:
1. Batasan penyambungan jenis- jenis beban yang
berpotensi sebagai sumber pencemaran yang diperlukan dalam tahap perencanaan
sambungan baru. Misalnya ukuran satuan beban terhadap kapasitas sistem.
1. Batasan besarnya pencemaran yang dapat diterima
berdasarkan hasil pengamatan/pengukuran setelah beban tersambung dan
beroperasi. Misalnya batasan kedip tegangan, harmonik tegangan pada tingkat
tegangan tertentu.
D.Table Data
Berdasarkan dari pada keputusan menteri ESDM
no 37 th 2008 persyaratan unit pembangkit adalah sebagi berikut:
kriteria teknis dan desain, serta persyaratan
unjuk kerja untuk unit pembangkit yang terhubung langsung ke jaringan
transmisi, dengan pengecualian unit-unit yang dianggap sangat kecil. Untuk
kepentingan Aturan Jaringan dan Aturan Penyambungan, klasifikasi unit
pembangkit didefinisikan sebagai berikut:
Besar
: lebih besar atau sama dengan 100 MW;
Menengah : dari 30 MW sampai
kurang dari 100 MW;
Kecil
: kurang dari 30 MW.
1. Unit Pembangkit Besar harus dilengkapi dengan:
2. governor reaksi cepat yang berpengaruh pada
pengatur primer frekuensi Sistem di antara 48,5 Hz hingga 51,0 Hz. Pembangkit
harus mampu menerima sinyal Automatic Generation Control (AGC) dari dispatch
Pusat Pengatur Beban/Unit Pengatur Beban untuk memungkinkan pengaturan sekunder
frekuensi Sistem;
3. alat pengatur tegangan otomatis reaksi cepat untuk
pengaturan tegangan terminal generator dalam rentang operasi unit pembangkit
tersebut tanpa mengakibatkan ketidakstabilan; dan
4. power system stabilizer.
1. Setiap Unit Pembangkit Menengah harus dilengkapi
dengan:
2. governor reaksi cepat yang berpengaruh pada
pengatur primer frekuensi di antara 48,5 Hz hingga 51,0 Hz; Pembangkit harus
mampu menerima sinyal Automatic Generation Control (AGC) dari dispatch Pusat
Pengatur Beban/Unit Pengatur Beban untuk memungkinkan pengaturan sekunder
frekuensi Sistem; dan,
3. alat pengatur tegangan otomatis bereaksi cepat
untuk pengaturan tegangan terminal generator dalam rentang operasi unit
pembangkit tersebut tanpa mengakibatkan ketidakstabilan; dan
4. power system stabilizer.
1. Setiap Unit Pembangkit Kecil harus dilengkapi
dengan:
2. governor yang berpengaruh pada pengatur primer
frekuensi di antara 48,5 Hz hingga 51,0 Hz; dan,
3. alat pengatur tegangan otomatis untuk pengaturan
tegangan terminal generator dalam rentang operasi unit pembangkit tersebut
tanpa mengakibatkan ketidakstabilan.
Setiap Unit Pembangkit harus mampu beroperasi
sesuai dengan kemampuan yang dideklarasikan:
1. pada frekuensi dalam rentang 49,0 Hz hingga 51,0
Hz; dan
2. pada setiap faktor-daya (power factor) di antara
0,85 lagging dan 0,90 leading. Pengecualian dari persyaratan ini adalah unit
pembangkit generator induksi kapasitas kecil atau yang disetujui oleh Pusat
Pengatur Beban atau Unit Pengatur Beban/Sub-Unit Pengatur Beban.
Setiap Unit Pembangkit harus tetap terhubung
ke Jaringan pada rentang frekuensi 47,5 Hz hingga 52,0 Hz. Pemisahan Unit
Pembangkit dari Jaringan dalam rentang frekuensi ini dibolehkan apabila
merupakan bagian dari pengamanan Jaringan secara keseluruhan yang diatur oleh
Pusat Pengatur Beban atau Unit Pengatur Beban/Sub-Unit Pengatur Beban.
E.Saluran Transmisi
Energi listrik yang dibangkitkan dari
pembangkit listrik disalurkan melalui kawat-kawat atau saluran transinisi
menuju ke pusat- pusat beban.
Saluran transmisi menurut cara penyalurannya
ada dua macam, yaitu :
a. Saluran Udara
Adalah saluran transmisi yang menggunakan
kawat-kawat telanjang yang digantungkan pada tiang transmisi dengan
perantaraan isolator-isolator.
b. Saluran Bawah Tanah
Adalah saluran transmisi yang menggunakan
konduktor-konduktor berisolasi yang ditanam dengan kedalaman tertentu di bawah
tanah. Setiap cara penyaluran di atas mempunyai kelebihan dan
kelemahannya sendiri-sendiri. Dibandingkan dengan saluran udara, saluran
bawah tanah tidak terpengaruh oleh cuaca buruk, taufan, hujan angin,
bahaya petir dan sebagainya. Lagi pula, saluran bawah tanah lebih estetis
karena tidak mengganggu pandangan. Karena alasan terakhir ini,saluran-saluran
bawah tanah lebih disukai, terutama untuk daerah yang padat penduduknya dan di
kota-kota besar. Namun biaya pembangunannya jauh lebih mahal dibandingkan
dengan saluran udara, dan perbaikannya lebih sukar bila terjadi gangguan hubung
singkat dan kesukaran-kesukaran lain. Pilihan antara saluran udara dan saluran
kabel tergantung pada berbagai faktor, antara lain rute saluran, pentingnya
kontuinitas pelayanan, arah perkernbangan daerah, biaya pemeliharaan tahunan,
biaya modal dan umur manfaat system.
F.Distribusi
sistem distribusi merupakan area yang seringkali
terjadi kerusakan dan gangguan, dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :
a. Gardu Induk Distribusi
Merupakan gardu yang bertugas membagi dalam
beberapa penyulang (feeder) dari 150 KV menjadi 20 KV. Dan
juga terdapat rele-rele, yaitu :
OCR
DGR
UFR
UVR
OVR
GFR
b. Distribusi Primer
Dari keluaran (outgoing) penyulang,
tenaga listrik disalurkan melalui distribusi primer dengan tegangan sebesar 20
KV/6KV menuju ke pusat-pusat beban melalui SUTM (Saluran Udara Tegangan
Menengah) dan SKTM (Saluran Kabel Tegangan
Menengah)
c. Distribusi Sekunder
Terdiri dari dua jenis, yaitu Saluran Udara
Tegangan Rendah (SUTR) dan Saluran Kabel Tegangan Rendah (SKTR). Tegangan yang
berada pada saluran ini diturunkan dari distribusi primer melalui transformator
distribusi melalu 380/220V. Gambar 2.1 menunjukkan secara umum bentuk sistem
penyaluran tenaga listrik dari pembangkit hingga konsumen.
Proteksi merupakan hal yang perlu
diperhatikan dalam merencanakan jaringan listrik demi keamanan peralatan.
Proteksi yang diizinkan oleh Kepmen No 37 th 2008 adalah:
Semua setting harus dikoordinasikan dengan
setting proteksi P3B Sumatera
untuk memperkecil akibat gangguan pada
fasilitas Pemakai Jaringan terhadap jaringan transmisi.
Waktu Pemutusan Gangguan
a. Waktu pemutusan gangguan untuk gangguan di
sisi Pemakai Jaringan yang terhubung langsung dengan jaringan transmisi, mulai
dari saat terjadinya gangguan hingga busur listrik padam oleh pembukaan PMT,
harus kurang dari atau sama dengan:
i. 275 kV: 100 milidetik
ii. 150 kV: 120 milidetik
iii. 66 kV: 150 milidetik.
b. Waktu pemutusan gangguan untuk hubungan 20
kV harus ditentukan oleh P3B Sumatera dan/atau PT PLN (Persero) Wilayah,
tergantung pada lokasi titik sambungan dan beberapa peraturan lainnya.
G.Proteksi Trafo Daya
Pemasangan peralatan untuk melindungi trafo
daya adalah penting mengingat peranan-peranan trafo dalam sistem
distribusi tenaga listrik. Ada beberapa peralatan yang biasa dipergunakan untuk
melindungi trafo daya, yaitu :
Pengaman beban lebih, pembebanan yang
berlebihan akan mengakibatkan kenaikan suhu trafo. Ada batas kenaikan suhu yang
masih bisa ditoleransi suatu trafo. Apabila suhu trafo melebihi batas suhu
maksimum yang diperbolehkan, maka akan mengakibatkan kemungkinan rusaknya
isolasi trafo. Contoh
pengaman beban lebih adalah cairan indikator
suhu dan relai suhu. Pengaman arus hubung singkat, pengaman arus hubung singkat
ini harus dapat bekerja dengan cepat untuk meminimalkan kerusakan yang mungkin
timbul seperti kerusakan mekanis dan kerusakan akibat kenaikan suhu yang
mencolok akan mengikuti peristiwa masuknya arus hubung singkat pada rangkaian
trafo. Contoh pengaman arus hubung singkat adalah relai diferensial dan relai
arus lebih.Pengaman tegangan lebih, pengamanan terhadap tegangan lebih ini
sangat diperlukan karena akan muncul tegangan sisa akibat switching dan
sambaran petir. Dipasang arrester untuk pengaman tegangan lebih.
H. Beban
Beban merupakan bagian yang memakai energi
listrik atau yang disebut pengguna akhir (end user). Pembangkit yang akan
dibuat harus mempertimbangkan nilai beban yang akan ditanggung karena bila
tidak akan terjadi berbagai permasalahan yang sangat merugikan, menurut Kepmen
ESDM no 37 th 2008 menetapkan bahwa pihak PLN harus industri dan konsumen yang
akan memakai energi listrik. Konsumen selambat-lambatnya 30 hari sebelum
pemasangan harus sudah melaporkan ke pihak PLN. Selain itu peralatan yang
digunakan harus sesuai dengan spesifikasi dari peralatan yang tetapkan oleh
PLN.
I.Kesimpulan
Dalam pelaksanaan pembangunan pembangkit
energi listrik perlu dilakukan perencanaan yang mempertimbangkan Kepmen dan
PUIL. Selain itu pembangkitan harus disesuaikan dengan jumlah beban yang akan
dilayani. Hal ini diperlukan agar dapat menghidari segala kerugian yang akan
timbul bila pembangkitan dilakukan tanpa perencanaan.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar