Senin, 31 Agustus 2015

Pengertian dan Pengelompokan Distribusi Tenaga Listrik


Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah; 1) pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan), dan 2) merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik besar dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikkan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I2.R). Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380Volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen. Dengan ini jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan.
Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, selalu digunakan tegangan setinggi mungkin, dengan menggunakan trafo-trafo step-up. Nilai tegangan yang sangat tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi antara lain: berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga perlengkapan-perlengkapannya, selain menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi beban. Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan saluran yang tinggi ini diturunkan kembali dengan menggunakan trafo-trafo step-down. Akibatnya, bila ditinjau nilai tegangannya, maka mulai dari titik sumber hingga di titik beban, terdapat bagian-bagian saluran yang memiliki nilai tegangan berbeda-beda.

Untuk kemudahan dan penyederhanaan, lalu diadakan pembagian serta pembatasan-pembatasan sebagai berikut:
·         Daerah I : Bagian pembangkitan (Generation)
·         Daerah II : Bagian penyaluran (Transmission) , bertegangan tinggi (HV,UHV,EHV)
·         Daerah III : Bagian Distribusi Primer, bertegangan menengah (6 atau 20kV).
·         Daerah IV : (Di dalam bangunan pada beban/konsumen), Instalasi, bertegangan rendah
Berdasarkan pembatasan-pembatasan tersebut, maka diketahui bahwa porsi materi Sistem Distribusi adalah Daerah III dan IV, yang pada dasarnya dapat dikelasifikasikan menurut beberapa cara, bergantung dari segi apa kelasifikasi itu dibuat. Dengan demikian ruang lingkup Jaringan Distribusi adalah:
1.    SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah), terdiri dari : Tiang dan peralatan kelengkapannya, konduktor dan peralatan per-lengkapannya, serta peralatan pengaman dan pemutus.
2.    SKTM (Saluran Kabel Tegangan Menengah),, terdiri dari : Kabel tanah, indoor dan outdoor termination, batu bata, pasir dan lain-lain.
3.    Gardu trafo, terdiri dari : Transformator, tiang, pondasi tiang, rangka tempat trafo, LV panel, pipa-pipa pelindung, Arrester, kabel-kabel, transformer band, peralatan grounding, dan lain-lain.
4.    SUTR (Saluran Udara Tegangan Rendah) dan SKTR (Saluran Kabel Tegangan Rendah), terdiri dari: sama dengan perlengkapan/ material pada SUTM dan SKTM yang membedakan hanya dimensinya.

Sabtu, 29 Agustus 2015

Sistem Grounding listrik rumah

Istilah grounding sudah tak asing lagi bagi yang bermain di dunia kelistrikan. Ya,, Grounding adalah suatu jalur dari arus listrik menuju bumi. Dalam kasus instalasi rumah, pemasangan grounding berguna untuk mencegah terjadinya kontak antara manusia dengan listrik berbahaya akibat terjadi kegagalan isolasi. Contoh grounding yang kurang baik adalah jika kita memegang casing komputer terasa tersengat listrik.

Dalam PUIL 2000 ( Persyaratan Umum Instalasi Listrik tahun 2000) iIstilah Grounding  ,mengacu kepada standard internasional, dan dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik, dipakai istilah pembumian, dan memiliki pengertian sebagai “penghubungan suatu titik sirkit listrik atau suatu penghantar yang bukan bagian dari sirkit listrik, dengan bumi menurut cara tertentu”

Dalam instalasi rumah grounding ini wajib dipasang sebagai bagian menjaga keselamatan penghuninya. Namun sebagian masyarakat masih kurang pemahaman akan sistem grounding listrik rumah ini. Dan meskipun mengerti, tidak banyak juga yang mengertahui parameter seperti apa sistem grounding yang baik.

Macam Sistem grounding

1. Safety Grounding
Bisa juga disebut grounding untuk keselamatan perangkat. Safety grounding ini diaplikasikan pada jalur kelistrikan dan pada penangkal petir.  Tujuan dari pemasangan Safety Grounding, harapannya adalah untuk meminimalisir dampak arus jahat yang dihasilkan oleh naik turunnya tegangan dan arus listrik atau akibat gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh petir.

2. RF Grounding
Sistem grounding ini digunakan kusus untuk instalasi perangkat komunikasi radio. Tujuan RF grounding adalah untuk mengurangi dampak pancaran radiasi gelombang radio komunikasi. RF grounding ini diterapkan pada perangkat-perangkat HIfh Frequensi (HF) dan perangkat yang membutuhkan power besar (sampai dengan kW). Harapan dengan pemasangan RF Grounding pada sistem komunikasi High Frequensi adalah dapat mengurangi dampak radiasi dari gelombang radio komunikasi.

Fungsi Grounding adalah

1. Tujuan keselamatan
Grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah saat terjadi tegangan listrik yang timbul akibat kegagalan isolasi dari system kelistrikan atau peralatan listrik.
Contohnya, bila suatu saat kita menggunakan setrika listrik dan terjadi tegangan yang bocor dari elemen pemanas di dalam setrika tersebut, maka tegangan yang bocor tersebut akan mengalir langsung ke bumi melalui penghantar grounding. Dan kita sebagai pengguna akan aman dari bahaya kesetrum. Perlu diingat, peristiwa kesetrum terjadi bila ada arus listrik yang mengalir dalam tubuh kita.

 2. Dalam instalasi penangkal petir
Sistem grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik yang besar langsung ke bumi. Dalam prakteknya, pemasangan grounding untuk instalasi penangkal petir dan instalasi listrik rumah harus dipisahkan.

3. Sebagai proteksi peralatan elektronik atau instrumentasi
Sistem grounding berfungsi sebagai sebagai proteksi peralatan elektronik atau instrumentasi dapat mencegah kerusakan peralatan elektronik atau istrumentasi akibat adanya perubahan arus dan tegangan sumber (PLN).

4. Untuk rangkaian system transmisi tenaga listrik yang besar
Bumi itu sendiri dapat digunakan sebagai salah satu penghantar bagi jalur kembali dari rangkaian tersebut, dimana dapat menghemat biaya bila dibandingkan pemasangan satu penghantar fisik sebagai saluran kembali. Perlu diketahui, arus listrik yang mengalir ke beban akan mengalir kembali ke sumber arus listrik tersebut. Karena itu, kabel listrik di peralatan listrik rumah mempunyai minimal 2 penghantar, dimana salah satu mengalir dari sumber listrik ke beban dan satunya lagi berfungsi sebagai penghantar balik.

5. Untuk tujuan pengukuran
Bumi dapat berperan sebagai tegangan referensi yang relatif cukup konstan untuk melakukan pengukuran sumber tegangan lain.

6. Pada pesawat terbang
Saat beroperasi tentu tidak memiliki koneksi fisik yang langsung ke bumi. Karena itu pada pesawat udara, terdapat suatu konduktor besar yang berfungsi sama seperti grounding, sebagai jalur kembali dari berbagai arus listrik. Selain itu pesawat udara memiliki static discharge system yang dipasang pada ujung-ujung sayap, yang gunanya membuang kembali ke udara muatan listrik yang timbul akibat gesekan dengan angkasa saat terbang, sehingga pesawat aman dari sambaran petir.

Sistem grounding yang terpasang pada instalasi listrik rumah

Kabel grounding secara umum terkoneksi di kWh meter PLN. Pada saat pemasangan kWh meter, petugas PLN yang melakukan pemasangan instalasi grounding dan juga menyambung kabel grounding di dalam kWh meter tersebut. Dalam hal ini petugas PLN akan memastikan grounding terpasang dengan benar. Karena kWh meter adalah milik PLN dan disegel.

Sistem grounding yang terpasang ada dua macam yaitu untuk instalasi listrik rumah dan instalasi penangkal petir. Dua system grounding ini harus dipisahkan pemasangannya dan berjarak paling tidak 10 m.
Komponen instalasi grounding adalah sebagai berikut :

Grounding rod, yaitu batang grounding yang ditanam di dalam tanah. Terdiri dari pipa galvanis medium ¾”, kawat tembaga BC berdiamater 16 mm2, Dan dilengkapi dengan “splitzen” yang dikencangkan dengan baut. Panjang grounding rod ini biasanya antara 1.5 m s/d 3 m.
Pipa PVC, yang digunakan sebagai selubung (konduit) dari kabel grounding yang ditanam dalam dinding / tembok atau untuk jalur kabel penangkal petir.

Dari kWh meter, kawat tembaga BC yang terpasang dalam pipa PVC sebagai konduit bertemu dengan grounding rod dalam satu bak kontrol. Untuk instalasi penangkal petir, air terminal yang terpasang harus mampu meng-cover sampai radius 120 derajat. Dan di posisi air teminal, batang tembaga disambung dengan kabel BC langsung menuju grounding rod.

Parameter dalam menentukan kualitas grounding

Anggapan yang sering dijumpai dalam masyarakat, grounding system cukup bila ujung kabel Grounding menyentuh air, ujung kabel grounding tertancap di tanah. Tidak semudah itu, Grounding system tidak semudah anggapan yang ada dalam masyarakat. Parameter ini tak dapat digunakan karena tidak memenuhi standard kelayakan instalasi grounding sistem.

Grounding sistem yang baik adalah

Parameter yang paling penting dalam menilai kualitas grounding adalah resistans atau nilai tahanan dalam satuan Ohm, yang terukur di koneksi grounding tersebut. Semakin kecil nilai tahanannya, semakin baik grounding tersebut. Artinya arus gangguan listrik atau petir dapat lebih cepat menuju bumi tanpa hambatan berarti. Ingatlah, arus listrik secara alami cenderung mencari jalan dengan hambatan termudah .

Nilai yang umum dipakai adalah nilai tahanan maksimal 5 Ohm untuk instalasi listrik rumah dan maksimal 2 ohm untuk instalasi petir. Hal ini juga sesuai dengan yang dinyatakan dalam PUIL 2000.
Yang perlu dicatat disini adalah, nilai tahanan yang didapat tidak selalu sama dengan panjang grounding rod yang terpasang, karena sangat tergantung pada kondisi tanah dimana instalasi grounding ini dipasang. Bila kondisi tanahnya mempunyai nilai tahanan rendah, maka cukup dipasang satu atau dua batang grounding rod dan tahanan yang terukur dapat mencapai dibawah 5 Ohm.

Bila tahanan terukur masih tinggi, maka panjang grounding rod harus ditambah agar lebih dalam lagi. Akan tetapi, PUIL 2000 menjelaskan, jika daerah yang mempunyai jenis tanah yang nilai tahanannya tinggi, tahanan grounding-nya boleh mencapai maksimal 10 Ohm.

Pengukuran nilai tahanan  grounding menggunakan “earth tester”, dimana alat ukur ini sudah menjadi alat wajib bagi kontraktor yang mengerjakan instalasi grounding. Anda hanya perlu memastikan bahwa nilai tahanan yang terukur sudah sesuai dengan persyaratan instalasi grounding. Jadi bukan berapa meter grounding rod ditanam, tapi nilai resistansi yang harus jadi parameter utama.

Standart kelayakan grounding pembumian harus bisa memiliki nilai Tahanan sebaran/Resistansi maksimal 5 Ohm (Bila di bawah 5 Ohm lebih baik). Material grounding dapat berupa batang tembaga, lempeng tembaga atau kerucut tembaga, semakin luas permukaan material grounding yang di tanam ke tanah maka resistansi akan semakin rendah atau semakin baik.
Untuk mencapai nilai grounding tersebut, tidak semua areal bisa terpenuhi, karena ada beberapa aspek yang mempengaruhinya, yaitu :

1. Kadar air, bila air tanah dangkal/penghujan maka nilai tahanan sebaran mudah didapatkan.
2. Mineral/Garam, kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan sebaran/resistansi karena     jika tanah semakin banyak mengandung logam maka arus petir semakin mudah menghantarkan.
3. Derajat Keasaman, semakin asam PH tanah makaarus petir semakin mudah menghantarkan.
4. Tekstur tanah, untuk tanah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit untuk mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti ini air dan mineral akan mudah hanyut

Bagaimana koneksi grounding sampai di peralatan listrik?

Satu hal yang tidak boleh kita abaikan adalah koneksi grounding harus dipastikan tidak terputus sampai ke peralatan listrik yang kita gunakan sehari-hari. Dari MCB Box atau kWh meter, kabel grounding yang berwarna hijau-kuning ini bersama dengan kabel phase dan netral akan melewati seluruh instalasi listrik rumah dan akhirnya terkoneksi di stop kontak.
Sebaiknya gunakan, stop kontak, sambungan T, dan  colokan ( Steker ) listrik yang mempunyai fasilitas koneksi grounding terpasang.  Untuk peralatan listrik dengan kapasitas cukup besar atau sering kita gunakan/sentuh sehari-hari seperti TV, Rice-cooker, setrika listrik, kabel rol, mesin air, kulkas, dll, sebaiknya menggunakan colokan listrik dengan fasilitas grounding ini.

Jika sebelumnya sering  kesetrum ringan saat kaki atau tangan menempel ke casing computer, casing mesin cuci dstnya,  dengan adanya grounding system, semuanya bisa teratasi.

Sumber: http://www.bsierad.com/sistem-grounding-listrik-rumah/

Definisi, Fungsi dan Pemasangan Grounding




Grounding atau pertanahan adalah bagian dari Peralatan Listrik rumah. Namun kebanyakan dari masyatrakat Indonesia sudah terbiasa menyebut pertanahan atau gruonding ini dengan kata arde.

Grounding atau arde pada instalasi listrik berguna sebagai pencegah terjadinya kontak antara makhluk hidup dengan tegangan listrik yang terekspos akibat terjadi kegagalan isolasi. Grounding dalam rumah Anda terpasang dengan dua macam, yaitu untuk instalasi listrik rumah dan instalasi penangkal petir.

Dua sistem grounding ini memang harus dipisahkan pemasangannya dan berjarak paling tidak 10 meter. Koneksi grounding untuk instalasi listrik rumah terpasang di kWh meter PLN.

Pengertian Grounding

Menurut Wikipedia - Grounding adalah suatu jalur langsung dari arus listrik menuju bumi atau koneksi fisik langsung ke bumi. Dipasangnya koneksi grounding pada instalasi listrik adalah sebagai pencegahan terjadinya kontak antara makhluk hidup dengan tegangan listrik berbahaya yang terekspos akibat terjadi kegagalan isolasi.

Menurut PUIL 2000 (PUIL : Persyaratan Umum Instalasi Listrik) - dipakai istilah pembumian yang artinya penghubungan suatu titik sirkit listrik atau suatu penghantar yang bukan bagian dari sirkit listrik, dengan bumi menurut cara tertentu. PUIL adalah ketentuan atau persyaratan teknis yang diterapkan di Indonesia, dengan mengacu kepada standard internasional, dan dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik.

Fungsi Grounding

1. Untuk keselamatan, grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah saat terjadi kebocoran isolasi atau percikan api pada konsleting, misalnya kabel grounding yang terpasang pada badan/sasis alat elektronik seperti setrika listrik akan mencegah kita tersengat listrik saat rangkaian di dalam setrika bocor dan menempel ke badan setrika.

2. Dalam instalasi penangkal petir, system grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik yang besar langsung ke bumi. meski sifatnya sama, namun pemasangan kabel grounding untuk instalasi rumah dan grounding untuk pernangkal petir pemasangannya harus terpisah.

3. Sebagai proteksi peralatan elektronik atau instrumentasi sehingga dapat mencegah kerusakan akibat adanya bocor tegangan.

Pemasangan

Secara umum Kabel grounding terkoneksi di KWH meter PLN. Pada saat pemasangan listrik oleh petugas PLN maka kabel grounding akan dipasang ke KWH bahkan sampai penanaman pipa yang terpasang ke dalam tanah. Namun ada pula pemasangan grounding dilaksanakan oleh pekerja proyek perumahan, sehingga saat akan dipasang listrik oleh pihak PLN petugasnya tinggal menyambungkan kabel dari pipa yang telah terpasang ke bumi menuju KWH.


PERENCANAAN SISTEM TENAGA LISTRIK


A.Pendahuluan
Pada umumnya sistem tenaga listrik terdiri atas komponen-komponen peralatan listrik atau mesin listrik seperti generator, motor,transformator, beban dan alat-alat pengaman yang saling dihubungkan membentuk suatu sistem yang digunakan untuk membangkitkan,menyalurkan dan menggunakan energi. Untuk itu mendesain suatu sistem jaringan distribusi primer harus bisa menanggung beban hingga batas maksimum. Oleh karena itu disesuaikan dengan perkembangan beban. Batas maksimum tergantung dari kapasitas trafo daya, kemampuan saluran menghantarkan arus dan kerugian tegangan yang diijinkan antara sisi kirim dan sisi terima saluran.
Kondisi Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dengan sistem tenaga listrik tersebar dimana perkembangannya cenderung untuk diadakan interkoneksi. Di samping itu masih banyaksistem non PLN khususnya dari industri yang iuga cenderung beralih menjadi langganan PLN.
Contoh pembangkit listrik yang ada di Sumatera.
Peranan beban khususnya industri makin membesar. Jenis beban industry yang dihadapi sistem PLN antara lain tanur busur listrik, mesin canai (rolling mill), motor-motor listrik dengan kapasitas besar, penyearah (rectif ier) pada industri kimia. Sedang dari sektor angkutan misalnya kereta listrik. Semua contoh beban tsb. mempunyai karakteristik yang berbeda dan berpotensi sebagai sumber pencemaran listrik bagi system maupun konsumen yang tersambung ke sistem. Pencemaran tersebut antara lain berbentuk goncangan daya yant mengakibatkan Soncangan frekuensi, goncangan tegangan , harmonik dan ketidak keseimbangan tegangan. Keadaan dan perkembangan sistem tenaga listrik PLN maupun beban-beban yang tersambung seperti telah diuraikan di atas akan mempengaruhi spesifikasi desain peralatan dan operasi sistem tenaga listriknya
Dalam sistem tenaga listrik perlu dilakukan terlebih dahulu suatu perencanaan yang meliputi:
1.    Pembangkit
2.    Transmisi
3.    Distribusi
4.    Konsumen dan
5.    Komponen-komponen proteksi alat listrik (pengaman )
B.Pembangkit
Pembangkit merupakan bagian penghasil energi listrik yang pertama, atau dengan kata lain sumber awal dari energi listrik yang nantinya akan disalurkan kepada konsumen.
Spesifikasi pembangkit yang perlu diperhatikan adalah:
a. Konstanta kelembaban rotor pernbangkit termasuk mesin (H) yang menyimpan energi kinetik dalam rotor dan merupakan peredam goncangan frekuensi, besarnya sekitar 1 s/d 7 sec/MWA.
Konstanta tersebut mempunyai hubungan dengan data mekanis sebagai berikut:
H =
dimana:H = Konstanta kelembaman ( MW.sec/MWA atau  )
GD2= Momen kelembaman(kg.m2)
Rpm= Putaran rotor (putaran/menit)
kVA= Daya pengenal pembangkit (kvA)
pembangkit yang baru khususnya dengan kapasitas yang lebih besar cenderung mempunyai H yang lebih kecil dari pada produksi lama. Mengingat cadangan utama (sesaat) dalam system tenaga listrik ditentukan oleh total H yang ada dalam system, maka dalam usaha menjaga  mutu frekuensi system terhadap goncangan beban maka haarga H minimum perlu ditetapkan, berdasarkan data pembangkit PLN dan buku-buku dalam referensi dapat dipilih H minimum jenis PLTU 2,5: PLTA 2; PLTG dan PLTP 5 sedang PLTD 1, semuanya dalam MW.sec/MVA atau
secara komulatif makin kecil ukuran suatu jenis pembangkit sebaiknnya mempunyai H yang besar.
Contoh: sebuah PLTD  15,75 3 MVA; 428 Rpm bila dipilih konstanta inersia H = 1 ingin diketahui momen kelembaman GDyang diperlukan .
Hitungan dengan rumus 1 dapat dipeoleh
GD=
=
=62,750 kg m2
Impedans transien Xd’, impedans sinkron Xd yang besarnya kira-kira kebalikan rasio hubung singkat (short circuit ratio) dan impedans transformator penaik Xt dari pembangkit produksi baru cenderung menjadi lebih besar. Dari segi sistem, salah satu cara untuk mengukur tingkat stabilitas relatif pembangkit yang terhubung pada sistem (terhadap gangguan hubung singkat 3 fasa) adalah dengan mengecek waktu pembebasan-gangguan-kritis (critical fault-clearing time, TC) yang besarnya kira-kira mempunyai hubungan:
Tc         Ks, dimana Ks =
Sebagai contoh sebuah PLTU H= 3,3 ; Xd’=0,22: Xd = 1,56
Xt=0,12 per unit maka indeks stabilitas relative Ks adalah:
Alternative lain dengan Xd’ = 0,3 dan Xdd = 2 per unit untuk memperoleh indeks stabilitas relative yang yang sama diperlukan H = Ks2(Xd’+Xt)(Xd+Xt) = 2,42(0,3+0,12)= 5,1
Sistem penguatan ikut mempengaruhi karakteristik system pembangkit. Usaha memperbaiki tingkat stabilitas melalui perlengkapan ini misalnya dengan sistem penguatan elektronik yang mempunyai tanggap (respons) yang lebih tinggi dan mempunyai pengatur stabilitas (Power System Stabilizer). Penggunaan perlengkapan jenis ini sering dipakai untuk mengkompensasi pemilihan Xd’dan Xd yang relatif besar. Demikian pula sistem pengatur putaran iuga mempengaruhi tingkat stabilitas. Perkembangan sistem ini menyangkut sistem pengaturan elektronik.
Kemarnpuan mesin pembangkit,khususnya mesin pembangkit termis dalam menanggung variasi pernbebanan akibat variasi daya yang diserap beban, antara lain berupa daya cadangan lambat, cadangan cepat dan cadangan utama (slow reserve, fast reserve, primary reserve) merupakan faktor yang penting sehubungan dengan adanya beban industri. Faktor ini ikut menentukan keandalan dan mutu listrik sistem.
C.Perencanaan Operasi Sistem
Pencemaran berupa goncangan daya yang mengakibatkan goncangan frekuensi, goncangan tegangan, harmonik dan ketidakseimbangan tegangan yang bersumber dari beban yang tersambung pada system tenaga listrik mempunyai sifat penyebaran yang berbeda. Pencemaran tegangan akan dirasakan oleh konsumen lain, terutama pada titik sambungan bersama (point of common coupling) dengan sumber pencemaran dan semakin jauh dari titik tersebut pencemaran tegangan semakin berkurang. Goncangan frekuensi akan dirasakan di seluruh sistem. Hal-hal yang berkaitan dengan masalah pencemaran tersebut yang perlu mendapat perhatian adalah:
1.    Batasan penyambungan jenis- jenis beban yang berpotensi sebagai sumber pencemaran yang diperlukan dalam tahap perencanaan sambungan baru. Misalnya ukuran satuan beban terhadap kapasitas sistem.
1.    Batasan besarnya pencemaran yang dapat diterima berdasarkan hasil pengamatan/pengukuran setelah beban tersambung dan beroperasi. Misalnya batasan kedip tegangan, harmonik tegangan pada tingkat tegangan tertentu.
D.Table Data
Berdasarkan dari pada keputusan menteri ESDM no 37 th 2008 persyaratan unit pembangkit adalah sebagi berikut:
kriteria teknis dan desain, serta persyaratan unjuk kerja untuk unit pembangkit yang terhubung langsung ke jaringan transmisi, dengan pengecualian unit-unit yang dianggap sangat kecil. Untuk kepentingan Aturan Jaringan dan Aturan Penyambungan, klasifikasi unit pembangkit  didefinisikan sebagai berikut:
Besar                       : lebih besar atau sama dengan 100 MW;
Menengah    : dari 30 MW sampai kurang dari 100 MW;
Kecil                        : kurang dari 30 MW.
1.    Unit Pembangkit Besar harus dilengkapi dengan:
2.    governor reaksi cepat yang berpengaruh pada pengatur primer frekuensi Sistem di antara 48,5 Hz hingga 51,0 Hz. Pembangkit harus mampu menerima sinyal Automatic Generation Control (AGC) dari dispatch Pusat Pengatur Beban/Unit Pengatur Beban untuk memungkinkan pengaturan sekunder frekuensi Sistem;
3.    alat pengatur tegangan otomatis reaksi cepat untuk pengaturan tegangan terminal generator dalam rentang operasi unit pembangkit tersebut tanpa mengakibatkan ketidakstabilan; dan
4.    power system stabilizer.
1.    Setiap Unit Pembangkit Menengah harus dilengkapi dengan:
2.    governor reaksi cepat yang berpengaruh pada pengatur primer frekuensi di antara 48,5 Hz hingga 51,0 Hz; Pembangkit harus mampu menerima sinyal Automatic Generation Control (AGC) dari dispatch Pusat Pengatur Beban/Unit Pengatur Beban untuk memungkinkan pengaturan sekunder frekuensi Sistem; dan,
3.    alat pengatur tegangan otomatis bereaksi cepat untuk pengaturan tegangan terminal generator dalam rentang operasi unit pembangkit tersebut tanpa mengakibatkan ketidakstabilan; dan
4.    power system stabilizer.
1.    Setiap Unit Pembangkit Kecil harus dilengkapi dengan:
2.    governor yang berpengaruh pada pengatur primer frekuensi di antara 48,5 Hz hingga 51,0 Hz; dan,
3.    alat pengatur tegangan otomatis untuk pengaturan tegangan terminal generator dalam rentang operasi unit pembangkit tersebut tanpa mengakibatkan ketidakstabilan.
Setiap Unit Pembangkit harus mampu beroperasi sesuai dengan kemampuan yang dideklarasikan:
1.    pada frekuensi dalam rentang 49,0 Hz hingga 51,0 Hz; dan
2.    pada setiap faktor-daya (power factor) di antara 0,85 lagging dan 0,90 leading. Pengecualian dari persyaratan ini adalah unit pembangkit generator induksi kapasitas kecil atau yang disetujui oleh Pusat Pengatur Beban atau Unit Pengatur Beban/Sub-Unit Pengatur Beban.
Setiap Unit Pembangkit harus tetap terhubung ke Jaringan pada rentang frekuensi 47,5 Hz hingga 52,0 Hz. Pemisahan Unit Pembangkit dari Jaringan dalam rentang frekuensi ini dibolehkan apabila merupakan bagian dari pengamanan Jaringan secara keseluruhan yang diatur oleh Pusat Pengatur Beban atau Unit Pengatur Beban/Sub-Unit Pengatur Beban.
E.Saluran Transmisi
Energi listrik yang dibangkitkan dari pembangkit listrik disalurkan melalui kawat-kawat atau saluran transinisi menuju ke pusat- pusat beban.
Saluran transmisi menurut cara penyalurannya ada dua macam, yaitu :
a. Saluran Udara
Adalah saluran transmisi yang menggunakan kawat-kawat  telanjang yang digantungkan pada tiang transmisi dengan  perantaraan isolator-isolator.
b. Saluran Bawah Tanah
Adalah saluran transmisi yang menggunakan konduktor-konduktor berisolasi yang ditanam dengan kedalaman tertentu di bawah tanah.  Setiap cara penyaluran di atas mempunyai kelebihan dan kelemahannya sendiri-sendiri. Dibandingkan dengan saluran udara,  saluran bawah tanah tidak terpengaruh oleh cuaca buruk, taufan, hujan  angin, bahaya petir dan sebagainya. Lagi pula, saluran bawah tanah lebih  estetis karena tidak mengganggu pandangan. Karena alasan terakhir ini,saluran-saluran bawah tanah lebih disukai, terutama untuk daerah yang padat penduduknya dan di kota-kota besar. Namun biaya pembangunannya jauh lebih mahal dibandingkan dengan saluran udara, dan perbaikannya lebih sukar bila terjadi gangguan hubung singkat dan kesukaran-kesukaran lain. Pilihan antara saluran udara dan saluran kabel tergantung pada berbagai faktor, antara lain rute saluran, pentingnya kontuinitas pelayanan, arah perkernbangan daerah, biaya pemeliharaan tahunan, biaya modal dan umur manfaat system.
F.Distribusi
sistem distribusi merupakan area yang seringkali terjadi kerusakan dan gangguan, dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :
a. Gardu Induk Distribusi
Merupakan gardu yang bertugas membagi dalam beberapa penyulang (feeder) dari 150 KV menjadi 20 KV. Dan juga terdapat rele-rele, yaitu :
OCR
DGR
UFR
UVR
OVR
GFR
b. Distribusi Primer
Dari keluaran (outgoing) penyulang, tenaga listrik disalurkan melalui distribusi primer dengan tegangan sebesar 20 KV/6KV menuju ke pusat-pusat beban melalui SUTM (Saluran Udara Tegangan
Menengah) dan SKTM (Saluran Kabel Tegangan Menengah)
c. Distribusi Sekunder
Terdiri dari dua jenis, yaitu Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) dan Saluran Kabel Tegangan Rendah (SKTR). Tegangan yang berada pada saluran ini diturunkan dari distribusi primer melalui transformator distribusi melalu 380/220V. Gambar 2.1 menunjukkan secara umum bentuk sistem penyaluran tenaga listrik dari pembangkit hingga konsumen.
Proteksi merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan jaringan listrik demi keamanan peralatan. Proteksi yang diizinkan oleh Kepmen No 37 th 2008 adalah:
Semua setting harus dikoordinasikan dengan setting proteksi P3B Sumatera
untuk memperkecil akibat gangguan pada fasilitas Pemakai Jaringan terhadap jaringan transmisi.
Waktu Pemutusan Gangguan
a. Waktu pemutusan gangguan untuk gangguan di sisi Pemakai Jaringan yang terhubung langsung dengan jaringan transmisi, mulai dari saat terjadinya gangguan hingga busur listrik padam oleh pembukaan PMT, harus kurang dari atau sama dengan:
i. 275 kV: 100 milidetik
ii. 150 kV: 120 milidetik
iii. 66 kV: 150 milidetik.
b. Waktu pemutusan gangguan untuk hubungan 20 kV harus ditentukan oleh P3B Sumatera dan/atau PT PLN (Persero) Wilayah, tergantung pada lokasi titik sambungan dan beberapa peraturan lainnya.
G.Proteksi Trafo Daya
Pemasangan peralatan untuk melindungi trafo daya adalah penting mengingat peranan-peranan trafo dalam sistem  distribusi tenaga listrik. Ada beberapa peralatan yang biasa dipergunakan untuk melindungi trafo daya, yaitu :
Pengaman beban lebih, pembebanan yang berlebihan akan mengakibatkan kenaikan suhu trafo. Ada batas kenaikan suhu yang masih bisa ditoleransi suatu trafo. Apabila suhu trafo melebihi batas suhu maksimum yang diperbolehkan, maka akan mengakibatkan kemungkinan rusaknya isolasi trafo. Contoh
pengaman beban lebih adalah cairan indikator suhu dan relai suhu. Pengaman arus hubung singkat, pengaman arus hubung singkat ini harus dapat bekerja dengan cepat untuk meminimalkan kerusakan yang mungkin timbul seperti kerusakan mekanis dan kerusakan akibat kenaikan suhu yang mencolok akan mengikuti peristiwa masuknya arus hubung singkat pada rangkaian trafo. Contoh pengaman arus hubung singkat adalah relai diferensial dan relai arus lebih.Pengaman tegangan lebih, pengamanan terhadap tegangan lebih ini sangat diperlukan karena akan muncul tegangan sisa akibat switching dan sambaran petir. Dipasang arrester untuk pengaman tegangan lebih.
H. Beban
Beban merupakan bagian yang memakai energi listrik atau yang disebut pengguna akhir (end user). Pembangkit yang akan dibuat harus mempertimbangkan nilai beban yang akan ditanggung karena bila tidak akan terjadi berbagai permasalahan yang sangat merugikan, menurut Kepmen ESDM no 37 th 2008 menetapkan bahwa pihak PLN harus industri dan konsumen yang akan memakai energi listrik. Konsumen selambat-lambatnya 30 hari sebelum pemasangan harus sudah melaporkan ke pihak PLN. Selain itu peralatan yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi dari peralatan yang tetapkan oleh PLN.
I.Kesimpulan
Dalam pelaksanaan pembangunan pembangkit energi listrik perlu dilakukan perencanaan yang mempertimbangkan Kepmen dan PUIL. Selain itu pembangkitan harus disesuaikan dengan jumlah beban yang akan dilayani. Hal ini diperlukan agar dapat menghidari segala kerugian yang akan timbul bila pembangkitan dilakukan tanpa perencanaan.
Referensi :


DEFINISI ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT)





           Seperti yang kita ketahui di dunia ini samakin banyak orang yang membutuhkan energi dalam hal ini energi listrik. Namun di dunia ini kebanyakan perusahaan masih menggunakan bahan bakar yang diambil dari perut bumi untuk menjalankan produksi listrik. Hal seperti tentunya suatu saat akan habis karena bahan bakan dari perut bumi tidak selamanya ada. Dengan begitu banyak orang pintar yang beralih ke energi baru terbarukan untuk mengatasi masalah ini. Energi baru disini dicontohkan seperti batu bara tercairkan, gas metana batu bara, batu bara tergaskan, nuklir, dan juga hydrogen. Sementara energi terbarukan atau energi yang bisa diperbarui seperti aliran air dan air terjun, bioenergi, panas bumi, radiasi sinar matahari, gerakan angin, dan perbedaan suhu lapisan laut.
          Secara sederhana, energi terbarukan didefinisikan sebagai energi yang dapat diperoleh ulang (terbarukan) seperti sinar matahari dan angin. Sumber energi terbarukan adalah sumber energi ramah lingkungan yang tidak mencemari lingkungan dan tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim dan pemanasan global seperti pada sumber-sumber tradisional  lain. Ini adalah alasan utama mengapa energi terbarukan sangat terkait dengan masalah lingkungan dan ekologi di mata banyak orang.
           Energi terbarukan sering dianggap sebagai cara terbaik untuk mengatasi pemanasan global dan perubahan iklim. Energi terbarukan akan mengurangi penggunakan bahan bakar fosil yang terus kita bakar, mengurangi pembakaran bahan bakar fosil berarti juga mengurangi emisi karbon dioksida dan memberikan dampak perubahan iklim yang lebih rendah.
          Jadi kesimpulannya sumber daya alam yang ada di bumi saat ini sudah sangat menipis. Padahal energi adalah suatu bentuk kekuatan yang dimiliki atau dihasilkan oleh suatu benda. Selain itu juga energi menjadi komponen yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia karena hampir disetiap aktivitas manusia memerlukan energi. Untuk mengatasi permasalah tersebut munculah beberapa energi baru terbarukan yang dapat mengantikan sumber daya alam yang sudah menipis. Dan juga diharapkan dengan adanya energi ternbarukan ini semua kebutuhan manusia di masa mendatang dapat terpenuhi.

Mesin-Mesin Listrik

MACAM-MACAM MOTOR LISTRIK AC 1 FASA

Listrik ada berbagai macam, mulai dari 1 fasa, 2 fasa, dan 3 fasa, dari masing-masing jenis motor listrik tersebut juga memiliki macam-macam didalamnya. Salah satunya yaitu motor listrik 1 fasa. Ada bermacam-macam kelompok-kelompok motor 1 fasa diantaranya adalah:

1.      Motor Kapasitor
2.      Motor Shaded Pole
3.      Motor Universal

Dari macam-macam motor diatas juga memiliki jenis-jenisnya masing-masing yang lebih rinci. Untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu dari jenis-jenis motor 1 fasa tersebut, namun sebelum membahasnya kita perlu mengetahui prinsip kerja dari motor 1 fasa

Prinsip kerja Motor AC Satu Fasa


Motor AC satu fasa berbeda cara kerjanya dengan motor AC tiga fasa, dimana pada motor AC tiga fasa untuk belitan statornya terdapat tiga belitan yang menghasilkan medan putar dan pada rotor sangkar terjadi induksi dan interaksi torsi yang menghasilkan putaran. Sedangkan pada motor satu fasa memiliki dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama (belitan U1-U2) dan belitan fasa bantu (belitan Z1-Z2), lihat gambar1.
       Belitan utama menggunakan penampang kawat tembaga lebih besar sehingga memiliki impedansi lebih kecil. Sedangkan belitan bantu dibuat dari tembaga berpenampang kecil dan jumlah belitannya lebih banyak, sehingga impedansinya lebih besar dibanding impedansi.
             Grafik arus belitan bantu Ibantu dan arus belitan utama Iutama berbeda fasa sebesar φ, hal ini disebabkan karena perbedaan besarnya impedansi kedua belitan tersebut. Perbedaan arus beda fasa ini menyebabkan arus total, merupakan penjumlahan vektor arus utama dan arus bantu. Medan magnet utama yang dihasilkan belitan utama juga berbeda fasa sebesar φ dengan medan magnet bantu. 
 Gambar 2. grafik Gelombang arus medan bantu dan arus medan utama

     Belitan bantu Z1-Z2 pertama dialiri arus Ibantu menghasilkan fluks magnet Φ tegak lurus, beberapa saat kemudian belitan utama U1-U2 dialiri arus utama Iutama. yang bernilai positip. Hasilnya adalah medan magnet yang bergeser sebesar 45° dengan arah berlawanan jarum jam. Kejadian ini berlangsung terus sampai satu siklus sinusoida, sehingga menghasilkan medan magnet yang berputar pada belitan statornya.

      Rotor motor satu fasa sama dengan rotor motor tiga fasa yaitu berbentuk batang-batang kawat yang ujung-ujungnya dihubung singkatkan dan menyerupai bentuk sangkar tupai, maka sering disebut rotor sangkar. 
Belitan rotor yang dipotong oleh medan putar stator, menghasilkan tegangan induksi, interaksi antara medan putar stator dan medan magnet rotor akan menghasilkan torsi putar pada rotor.

1.             Motor Kapasitor
Konstruksi sebuah motor kapasitor mirip dengan motor fasa belah, hanya pada jenis kapasitor ini di tambah satu unit kapasitor. Motor kapasitor bekerja untuk tegangan AC satu fasa dan umumnya banyak digunakan untuk pompa air, refrigerator, compressor udara, mesin cuci dan lainnya. Tempat kedudukan kapasitor pada motor terletak pada bagian atas motor ada juga yang di dalam kerangka motor itu sendiri. Kapasitor ini berfungsi untuk mempertinggi kopel awal dan mengurangi arus start pada motor kapasitor dan geseran fasa antara belitan utama dan bantu lebih dipertajam.

Jenis kapasitor yang banyak digunakan pada jenis motor kapasitor ini antara lain:
a.Kapasitor kertas (The Paper Capacitor) 
b.Kapasitor minyak (The oil Capacitor)
c.Kapasitor elektrolit (The electrolytic Capacitor)

Umumnya kapasitas dari kapasitor ini antara 6 mikroF – 150 mikroF. Menurut hubungan kapasitornya jenis motor kapasitor dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1.Motor kapasitor start (starting capacitor motor)
2.Motor kapasitor tetap/ running (permanent capacitor motor)
3.Motor kapasitor start/ running (start-running capacitor motor)

1)      Motor kapasitor start (starting capacitor motor)
Motor ini adalah merupakan jelmaan dari motor fasa belah, tetapi mempunyai kapasitor yang dihubungkan seri dengan belitan bantu dan sakelar sentrifugal, secara konstruktif sama persis, hanya ditambah satu unit kapasitor untuk memperbesar kopel awal (start).  Seperti dikatakan di awal prinsip kerja motor kapasitor start ini sama seperti motor induksi, yaitu jika pada lilitan utama diberikan sumber arus maka akan terjadi medan magnit putar (fluks magnit) yang ada dan besarnya sama, tidak ada resultan gaya. Tetapi dengan adanya lilitan bantu dan kapasitor maka ada beda fasa diantara keduanya, disinilah terjadi fluksi magnit dan resultan gaya yang berbeda maju atau mundur tergantung besarnya resultan gaya itu sendiri dan pada umumnya terjadi resultan gaya searah jarum jam sehingga motor dapat berputar ke kanan. etelah motor berputar 75% dari putaran nominal maka sakelar sentrifugal bekerja memutuskan rangkaian lilitan bantu dan motor bekerja hanya dengan lilitan utama.
Keuntungan motor jenis ini dibanding dengan type motor fasa belah adalah:
·      Mempunyai kopel yang lebih kuat.
·      Faktor kerjanya lebih besar (mendekati 1)
Adapun bagian-bagian yang terpenting dari motor ini adalah:
·      Stator (tempat belitan utama dan bantu) pada alur-alur stator
·      Rotor sangkar dengan porosnya
·      Bantalan peluruh (laher)
·      Tutup stator dan rangka body
·      Kapasitor
·      Ujung-ujung terminal motor

2)      Motor kapasitor tetap/running (permanent capacitor motor)
Motor ini mempunyai kapasitor yang dihubungkan seri dengan kumparan bantu, terhubung paralel dengan kumparan utama dan terhubung langsung paralel dengan sumber listrik. Belitan utama, lilitan bantu dan kapasitor tetap terhubung pada sirkuit jala-jala saat motor bekerja. Jenis motor ini banyak digunakan pada pompa air satu fasa, dimana lilitan utama dan bantu jumlah lilitannya sama banyak tetapi diameter kawatnya berbeda diantara keduanya. Diameter kawat lilitan utama lebih besar dibanding diameter lilitan bantunya. Type motor ini kopel awalnya kurang bagus, tetapi kopel jalan (torsi jalan) merata.  Kebanyakan pompa air berbagai merek banyak menggunakan jenis motor running kapasitor dengan kecepatan mendekati 3000 rpm. 

3)      Motor kapasitor start/ running (start-running capacitor motor)
Jenis motor ini adalah perpaduan antara motor start kapasitor dan running kapasitor, dimana tujuan dibuatnya double kapasitor adalah untuk memperioleh kopel awal yang lebih besar dan kopel jalan yang merata. Jenis motor ini banyak digunakan pada room air conditioner.
Motor kapasitor satu phasa banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga seperti motor pompa air, motor mesin cuci, motor lemari es, motor air conditioning. Konstruksinya sederhana dengan daya kecil dan bekerja dengan tegangan suplai PLN 220 V, oleh karena itu menjadikan motor kapasitor ini banyak dipakai pada peralatan rumah tangga. 

Belitan stator terdiri atas belitan utama dengan notasi terminal U1-U2, dan belitan bantu dengan notasi terminal Z1-Z2 Jala-jala L1 terhubung dengan terminal U1, dan kawat netral N terhubung dengan terminal U2. Kondensator kerja berfungsi agar perbedaan sudut phasa belitan utama dengan belitan bantu mendekati 90°.

• Untuk menghasilkan putaran ke kiri (berlawanan jarum jam) kondensator kerja CB disambungkan ke terminal U1 dan Z2 dan terminal Z1 dikopel dengan terminal.
• Putaran ke kanan (searah jarum jam) kondensator kerja disambung kan ke terminal Z1 dan U1 dan terminal Z2 dikopel dengan terminal U1.
Motor kapasitor dengan daya diatas 1 KW di lengkapi dengan dua buah kondensator dan satu buah saklar sentrifugal. Belitan utama U1-U2 dihubungkan dengan jala-jala L1 dan Netral N. Belitan bantu Z1-Z2 disambungkan seri dengan kondensator kerja CB, dan sebuah kondensator starting CA diseri dengan kontak normally close (NC) dari saklar sentrifugal, lihat gambar 7.

Awalnya belitan utama dan belitan bantu mendapatkan tegangan dari jala-jala L1 dan Netral. Kemudian dua buah kondensator CB dan CA, keduanya membentuk loop tertutup sehingga rotor mulai berputar, dan ketika putaran mendekati 70% putaran nominalnya, saklar sentrifugal akan membuka dan kontak normally close memutuskan kondensator bantu CA.

Fungsi dari dua kondensator yang disambungkan parallel, CA+CB, adalah untuk meningkatkan nilai torsi awal untuk mengangkat beban. Setelah putaran motor mencapai 70% putaran, saklar sentrifugal terputus sehingga hanya kondensator kerja CB saja yang tetap bekerja. Jika kedua kondensator rusak maka torsi motor akan menurun drastis, lihat gambar 8.
Motor kapasitor start (starting capasitor)
Motor kapasitor start ini merupakan jelmaan dari motor belah, tetapi mempunyai kapasitor yang dihubungkan seri dengan belitan bantu dan sakelar sentrifugal, secara konstruktif sama persis, hanya ditambah satu unit kapasitor untuk memperbesar kopel awal (start).  Seperti dikatakan di awal prinsip kerja motor kapasitor start ini sama seperti motor induksi, yaitu jika pada lilitan utama diberikan sumber arus maka akan terjadi  magnit putar (fluks magnit) yang ada dan besarnya sama, tidak ada resultan . Tetapi dengan adanya lilitan bantu dan kapasitor maka ada beda fasa diantara keduanya, disinilah terjadi fluksi magnit dan resultan  yang berbeda maju atau mundur tergantung besarnya resultan itu sendiri dan pada umumnya terjadi resultan  searah jarum jam sehingga motor dapat berputar ke kanan. Setelah motor berputar 75% dari putaran nominal maka sakelar sentrifugal bekerja memutuskan rangkaian lilitan bantu dan motor bekerja hanya dengan lilitan utama.

Keuntungan jenis motor kapasitor start ini dibanding dengan type motor fasa belah adalah:
·        Mempunyai kopel yang lebih kuat.
·        Faktor kerjanya lebih besar (mendekati 1)
        
Adapun bagian-bagian yang terpenting dari motor kapasitor startini adalah:
·        Stator (tempat belitan utama dan bantu) pada alur-alur stator
·        Rotor sangkar dengan porosnya
·        Bantalan peluruh (laher)
·        Tutup stator dan rangka body
·        Kapasitor
·        Ujung-ujung terminal motor

2.             Motor shaded pole
Motor shaded pole atau motor phasa terbelah termasuk motor satu phasa daya kecil, dan banyak digunakan untuk peralatan rumah tangga sebagai motor penggerak kipas angin, blender. Konstruksinya sangat sederhana, pada kedua ujung stator ada dua kawat yang terpasang dan dihubung singkatkan fungsinya sebagai pembelah phasa.
Belitan stator dibelitkan sekeliling inti membentuk seperti belitan transfor mator. Rotornya berbentuk sangkar tupai dan porosnya ditempatkan pada rumah stator ditopang dua buah bearing. Irisan penampang motor shaded pole memperlihatkan dua bagian, yaitu bagian stator dengan belitan stator dan dua kawat shaded pole. Bagian rotor sangkar ditempatkan di tengah-tengah stator,
Torsi putar dihasilkan oleh adanya pembelahan phasa oleh kawat shaded pole. Konstruksi yang sederhana, daya yang kecil, handal, mudah dioperasikan, bebas perawatan dan cukup di suplai dengan Tegangan AC 220 V, jenis motor shaded pole banyak digunakan untuk peralatan rumah tangga kecil.